Selasa, 21 Oktober 2014

ARTIKAN DIAMMU

Akhirnya teman masa kecilku, menjelma bag seorang putri.
Dulu kami sering berlari bersama membawa baling2 yg kami buat dari kertas, 

Sampai baling2 itu berputar sangat kencang.

Atau membuat pesawat dari kertas pula, dan kami terbangkan bersama
lembar demi lembar buku kami robek walau itu buku pelajaran sekalipun,
Tak ada perasaan canggung sama sekali.
Saat ingusnya tak henti keluar, hingga air liur dan ingusnya kadang bercampur, dilapnya dengan tangan sampai meluber ke pipih. dan mengering menghiasi pipih tipis yg coklat karena mentari.


Tapi setelah kami berjumpa siang tadi, tak pernah terpikir bahwa dia akan secantik ini.

Hampir tak kukenali dia jika bukan karena tai lalat di sudut mata kiri bagian bawahnya,Dia menyapaku dengan suara yg seakan tertahan,sedikit senyum lalu tertunduk
Membuyarkan konsentrasiku, sepertinya kau berganti wujud dan watak.
Dulunya sering teriak dan menangis,
Sekarang tutur katanya pelan dan sopan. kau membuat tingkahku menjadi aneh.

 kalian pikir aku jatuh cinta??
tentu tidak, aku hanya seperti merasa lebih hidup didekatnya.
Hampir 13 tahun yg lalu kawan,kemana saja kau selama itu?
Obrolan kami masih sangat terbatas dan hati-hati,
sampai rencana untuk kembali mengenang, sedikit masa kecil kami muncul
Taman kanak2 adalah tempat pertama yang kami akan datangi,
setelah shalat subuh,katanya dan ku iyakan saja,sampai ia berbalik dan pergi ke rumah yg ditinggalinya dulu.

 

Rencana memang mau jalan subuh, ke sekolah kami dulu

Tapi seperti biasa sy terlambat bangun, jam 6:40 saya bergegas kerumahnya 

Kudapati dia duduk di teras dengan pakaian memang untuk jalan subuh.
Uda pake sepatu celana olahraga,Dengan sedikit nada kecewa dia bilang "uda nunggu dari jam 5:30 egh baru datang sekarang"
tapi dari pada batal, sy ajak acara jalannya di ganti naik motor saja.
Pertama sy ke Alun-alun jalan dikit, trus ke TK tempat sekolah dulu, ..
Pas nyampe kesitu egh trnyata TKnya tinggal sepotong, karna tidak bisa masuk dan kosong, jadi lanjut kepasar untuk beli BASSANG Rp.2000/mangkuk. "murah di' baru banyak" kata dia
 

(""Sudah makan pergi lagi muutteerr,
Pas di bambu runcing nacariki MIGO.
Kubilang mi lamami hilang, DELTA juga natanyakan,(panjang ingatanna)
sampe kura2 besar di jln.A.mauraga masih na ingat, bahkan sampe ayamna Dg.baji yg selalu buruh orang jalan masih na ingat juga,
Daeng es poteng juga di perapatan masjid agung masih na ingat.
Jam 9 lewat antar pulang.
Sampe di terasna kuliat patung bangau di kolamna(duluna 3 skrg satu setengah mami)
Bilang maka sama dia "itu bangau dari kecilka sampe skrg berdiri terus disitu nda gemuk2"
Napanggilka besok minggu pagi pergi naik sepeda, tapi nda ad sepedaaku jdi kutolak mi.
Mungkin besok sama jka bsok ke makassar, kerumahna mamakna.
Kalaupun di isinkan ji sama opa tuana"")

 

 

Minggu pagi kuterima pesan dari dia lewat SMS "icha sama meki sebentar pergi karena nda bisai opa tuaku antarka"

Dari Pangkep kemakassar pas boncengan ada sedikit peristiwa kecil yg membuat kami diam dalam perjalanan,

saat tak sengaja saya menegurnya, ketika tangannya mulai melilit di pinggangku dengan erat.
Saat itu pula perlahan tangannya lepas dari pinggangku,

Dan dimulailah kebisuan itu, tak ad kata sama sekali darinya,
Entah apa yg ad dipikirannya saat itu mungkin hanya dia dan tuhan yg tau.
yg pastinya kutau teguran itu telah membuat suasana menjadi beku.

perjalanan kami betul-betul senyap, jauh dari yg kuharapkan.

kami tak langsung pulang tapi singgah di salah satu warkop dulu.
Sampai di warkop suasana belum juga berubah masih beku hampir 2 jam kami disana, dengan pembicaraan yg sangat sedikit,
Hanya pandangan kesal yg kadang kudapati darinya.sesekali membuang muka saat pandangan kami tak sengaja bertemu.
Pipet yg keras itu sampe nyaris putus digigitnya karena tak kutanggapi pandangan sinisnya saat ku masih saja sibuk dengan HP dan Laptopku (mumpung wifi gratisss).
 

Jam 11 sy antar dia pulang, pas sampe depan rumahnya,
Dia langsung turun dari motor dan masuk ke dalam rumahnya
Yah,.. tanpa kata...
Benar benar tanpa kata..

bisu,kosong,tanpa bisa di artikan.

sayapun pergi dengan sebuah tanda tanya besar,
Sampai sekarang sy masih tunggu smsnya, untuk jelaskan sedikit penyebab kebisuan itu...


ENTAHLAH

Mari tuhan,rebah di sampingku...
Biarkan kau nikmati malammu,..
Terlelap bersama yg lain...
Terlalu lama engkau terjaga ...
Beberapa jam lagi pagi akan datang tuhan....
Dan semua kembali hidup ...
Mari tuhan rebah di sampingku....
Jangan biarkan waktu yg berkuasa....
Dan memaksa kita berpisah dengan hangatnya buaian ranjang...
Empuknya pelukan bantal..
Dan lembutnya belaian selimut
Memaksa kita untuk bersetubuh dengan air yg seakan beku saat mentari belum nampak keseluruhan,
Waktu yg memaksa putaran roda ban hingga ke batas maksimalnya.
Siapakah waktu itu tuhan??
Apakah dia lebih hebat darimu tuhan,??
sehingga karena alasan waktu mereka kadang luput dari perintahmu??
Entahlah, ayam sudah mulai berteriak membangungkan sesama ayam.
Asap akan kembali mengepul tuhan,
Suasana akan kembali bising, dan uang akan jadi tuhan,
 

SEJARAH JURNALISTIK DAN PERKEMBANGANNYA


Dalam perkembangan jurnalistik, terkait penentuan jurnalis pertama dan kapan kegiatan jurnalistik pertama dilakukan, para ahli senantiasa merujuk pada Romawi masa Julius Caesar (100-44 SM). Jules meneruskan tradisi raja-raja terdahulu untuk menyiarkan kabar mengenai keputusan senat di papan pengumuman, Acta Diurna. Jules berpikir, walaupun kekuasaannya tanpa batas, ia harus mendapatkan inisiasi dari publik Roma.
Istilah Jurnalis
Sejak saat itu, dikenal istilah Jurnalis yang berasal dari kata diurnalis atau mereka yang menjadi juru tulis senat. Padahal, jika para ahli sains percaya adanya agama, perkembangan jurnalistik sudah ada pada masa sebelum Jules. Misalnya, catatan Eumenes, 363 SM. Ia telah membuat kisah orang-orang ternama masa itu, dari Alexander yang agung sampai Aristoteles. Lebih jauh lagi beribu tahun ke belakang adalah masa Nabi Nuh.
Konon, saat banjir besar menghantam bumi atau berakhirnya zaman es, riak jurnalistik sudah terbangun. Nabi Nuh AS membutuhkan kabar yang akurat dan faktual tentang kondisi daratan. Dikirimlah jurnalis dadakan, namun bisa dipercaya karena memiliki kemampuan “radar magnetis” dan otak kecil alat navigasi di hidungnya. Ya, burung merpati.
Si Merpati barangkali pangkatnya seorang reporter investigasi yang diminta mencari tahu kadar kesurutan air. Merpati terbang berkeliling hingga menemukan ranting zaitun yang menyebul di lautan. Ranting itu dipatuk, lantas dibawa sehingga Nabi Nuh mengetahui kabar akurat mengenai surutnya air.
China
Pada perkembangan selanjutnya, tradisi tulisan berlanjut di China. Surat kabar pertama pun lahir, King Pao. Surat kabar yang mengabarkan titah kaisar. Lantas, jurnalis tulis menulis sedikit surat di zaman kegelapan Eropa walaupun mendapat tempat manis di Asia. Pada masa itu, orang Eropa mengandalkan para penyair dari hall ke hall untuk mengabarkan kisah para raja dan pahlawan.
Perkembangan berarti berlangsung pada abad pertengahan. Yakni, hadirnya mesin cetak. Guttenberg (1450), dengan izin Tuhan, benar-benar merevolusi dunia. Kehadiran mesin cetak telah membawa jurnalisme ke titik 100 persen. Kemudian, lahir media massa pertama di Eropa yang tidak ditujukan untuk para raja semata. Yakni, Gazzeta di Venesia.
Sebagaimana umumnya kota Italia yang menganggap raja atau doge sebagai patron, kota dan para pengurusnya bersikap mandiri. Kemandirian informasi di Venesia inilah yang melahirkan Gazzeta.
Amerika
Di Amerika Utara, perkembangan pers mengikuti sejarah unik penjajahan Inggris pada dataran kolonialnya. Orang kolonial Amerika Utara itu, bahkan, memulihkan nama journalism sebagai kegiatan pencarian berita. Sementara di tanah Inggris sendiri, lahir Oxford Gazzete. Nama newspapper mulai digunakan menggantikan Gazzete yang berbau pizza Italia.
Pada masa awal revolusi Industri, masa Descartes usai mencerahkan Eropa dengan filsafat ilmunya, jurnalistik mulai dipandang sebagai ilmu baru di ranah sosial. Karl Bucher dan Max Weber di Universitas Basel Swiss memperkenalkan cabang baru ilmu persuratkabaran, Zeitungkunde pada 1884.
Di Amerika Utara, lahirlah sekolah beken dalam urusan jurnalis, Columbia School of Journalism pada 1912 oleh Joseph Pulitzer. Pada abad ke-20, kepakaran dan profesi semakin mencair. Ilmu dan teori jurnalisme semakin berkembang, kode etik dilahirkan, teknik pemberitaan diperluas. Nama-nama harum, seperti Hunter S. Thompson, Hearst, atau Tom Wolfe, mengembangkan jurnalisme sebagai teknik dan konglomerasi.

SUMBER: http://forumwartawanindonesia.blogspot.com/2012/01/sejarah-jurnalistik-dan-perkembangannya.html

SEJARAH JURNALISME DI INDONESIA
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.
Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.
Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi kewartawanan. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.
Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.
Kegiatan kewartawanan diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KP
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme