Senin, 31 Oktober 2016

CENGKERAMAN POLITIK DALAM MEDIA MASSA

Kekuasaan merupakan salah satu cita-cita hampir semuaa orang,baik itu dalam skala kecil maupun besar banyak hal yang di lakukan untuk memperoleh kekuasaan tersebut bisa dengan betarung,warisan dari orang tua atau kepercaaan yang di berikan oleh orang banyak kepada satu orang atau kelompok tertentu,
semakin tinggi kekuasaan seseorang atau golongan maka semakin tinggi pula wewenang yang di dapatkan dijalankannya,
Politik adalah salah satu cara untuk mempeoleh kekuasaan tersebut melalui seni dan ilmu baik secara konstitusional dimana tindakan atau perilaku yang harus selalu didasarkan pada  sistem ketatanegaraaan  yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negara yang telah ada.maupun secara nonkonstitusinal.
atau menurut teori klasik Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Indonesia  sendiri sebagai penganut sistem politik demokrasi pancasila,menggunakan sistem presidensial dalam menentukan siapa pemegang kekuasan atau kepala negara dengan tiga unsur yaitu:
  • kepala negara atau Presiden  dipilih oleh rakyat
  • Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
  • Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi
Karena penunjukan kepala negara dilakukan oleh rakyat yang berstatus WNI(warga negara Indonesia) maka seorang calon kepala negara harus dikenal luas masyarakat,membangun pandangan positif orang lain terhadap dirinya,mempublikasikan visi misi dan harapannya kedepan untuk negara.
Hal ini dapat di lakukan dengan cepat jika seseorang atau kelompok tersebut menggunakan media massa sebagai cara untuk memperkenalkan dirinya dan kelompoknya,
Media massa yang merupan alat komunikasi yang menyentuh semua lapisan masyarakat di anggap paling efektif karena hampir semua orang terkena terpaan media massa, baik itu secara Audio, Audio Visual dal tulisan,

Kebutuhan masyarakat yang besar dalam media massa inilah yang di manfaatkan oleh orang-orang yangbergerak di bidang politik untuk mendukung karir politikna guna mencapai kekuasaan tertinggi.
Bahkan cara yang paling nampak adalah kepemilikan media oleh para politisi besar diantarana:

  1. Hary Tanoesoedibyo Ketua umum partai Perindo pemilik MNC Group (RCTI, MNC TV, Global TV) dan Koran Seputar Indonesia  
  2. Aburizal BakrieKetua umum partai GolkarPT Visi Media Asia Tbk atau disebut VIVA stasiun televisi ANTV TVOne dan Sport One  portal berita online VIVA.co.id  
  3. Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem Pemilik Media Grup Harian Media Indonesia, Lampung Post Statsiuan tv swasta MetroTV  
  4. Chairul Tanjung Mantan menteri perekeonomian (periode 2009-2014) Ketua Komite Ekonomi  Nasional (KEN) Pemilik CT Corp dengan Trans Corp sebagai  perusahaan medianya, memiliki TransTV, Trans7 dan Portal Berita Detik.com  
  5. Dahlan Iskan Mantan menteri BUMN (periode 2009-2014) Jawa Post Grup Harian Radar dan RadarTV
(Sumber:
https://akuindonesiana.wordpress.com/2014/03/26/daftar-media-tv-dan-online-di-indonesia-yang-berpihak-dan-sembunyikan-kebenaran/
Hal ini secara tidak langsung berpengaruh besar terhadap pemberitaan maupun konten-konten yang menyangkut si pemilik media atau kelompok yang sama dengan pemilik media tersebut,kepemilikan media oleh politikus ini akan mengontrol pemberitaan dan informasi melalui medianya,Menurut Subiakto,dalam bukunya 'Komunikasi Politik, Media, & Demokrasi'.Kepemilikan media massa oleh para elit politik pada akhinrya mengancam demokrasi sitem politik. Adanya kepetingan dan ideologi  pemiilik sedikit banyak mempengaruhi terhadap cara media mengupas fenomena dan realitas sosial politik yang terjadi.
Maka demi memuaskan kepentingan para pemilik media massa, saat ini media massa sudah mulai kehilangan esensi dan fungsi media massa yang sesungguhnya.

Kemudahan elit politik untuk membuat berita di media yang dimilikinya kadang menimbulkan perang dingin antar media dalam hal politik,
masih segar dalam ingatan kita saat pemilihan presiden di tahun 2014, masyarakat di suguhi tontonan saling klaim kemenangan di dua media berbeda dalam pemilu,sehingga konflik di masyarakat sangat rawan terjadi antar simpatisan kedua kubu,pendeklarasian kemenangan dilakukan kedua kubu untuk menarik simpati dan bentuk propaganda,

Ini bukan kejadian yang pertama dalam hal keberpihakan media pada urusan politik,masih banyak hal-hal serupa dan dapat di pastikan hal seperti akan kembali berulang secara terus menerus,
Media sebagai bagian dari komunikasi massa dituntut untuk selalu akurat dan netral, fakta disampaikan dengan jujur dan tentunya dengan memperhatikan etika jurnalisme.namun intervensi sangat sering terjadi sehingga kita sebagai masyaraka di tuntut untuk lebih teliti dan cerdas dalam menyikapi berbagai macam informasi yang kita terima.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar